Senin, 05 Januari 2009

Hidup x Rekaman x Dokumentasi

hiii.... saat nya untuk menulis :D
Ada suatu bahasan yang cukup menarik yang pernah saya dengar. suatu tema yang cukup menarik untukdirenungkan dan sangat tepat untuk di-share.

eiittssss..... tunggu dulu, sebelumnya bukan berarti disini saya mempunyai sesuatu yang lebih, saya hanya mencoba mengajak untuk merenung dan berpikir dari apa yang saya anggap menarik untuk direnungkan. dan kita akan sama-sama belajar disini.
ok man.... ok lah, peace :)

jika dilihat dari judul yang tertulis diatas, semua pasti dapat menduga bahwa bahasan yang akan coba kita tulis yaitu tentang hidup, ya tentang kehidupan. tentang kehidupan yang tiap detik, tiap menit dan tiap tahun yang telah berganti dan berganti dan yang kita jalani ini, baik itu masa lalu, masa sekarang terlebih masa depan kita, tentang sesuatu yang hampir-hampir telepas dari pengamatan kita. apakah itu ??? ini dia .

Ada suatu kalimat yang cukup menyita perhatian, suatu kalimat yang kurang lebih berbunyi :
".... kita hidup ini, sama saja kita membuat suatu rekaman film dokumenter untuk diri kita sendiri, yang nantinya film dokumenter tentang diri kita tersebut akan diputar ulang pada hari kiamat nanti. "

upss.. suatu kalimat tegas,lugas yang patut untuk direnungkan, dapat membuat 'miris' dihati dan membuat bulu kuduk merinding. sebuah kalimat yang selaras dengan sebuah lagu lama berjudul 'Panggung Sandiwara'. Kita dalam kehidupan ini adalah layaknya seorang aktor atau seorang aktris yang memerankan sebuah lakon dari skenario yang sudah pasti, dan pasti akan terjadi. akan tetapi uniknya disini di "panggung dunia", alur-alur ceritanya bisa kita tentukan sendiri sesuai dengan kemauan kita.

lho gimana tho, katanya sudah ada skenario yang pasti terjadi, tapi kok alurnya bisa bebas kita yang menentukan ??
yup, maksudnya disini ada skenario-skenario yang sudah ditentukan diawal dan tidak bisa kita rubah selama episode pembuatan "film" kita, skenario-skenario yang sudah menjadi ketentuan mutlak dari sang "sutradara", dan kita hanya bisa menerima skenario yang telah ditentukan untuk kita.
Suatu misal : kita tidak bisa meminta untuk dilahirkan sebagai seorang laki-laki atau perempuan, tidak bisa memilih seenak kita untuk dilahirkan melalui rahim siapa dan dari keluarga mana. dan juga kita tidak bisa menentukan berapa lama episode yang ingin kita buat (umur kita). betul gak ?? betul. semua ini sudah ditentukan jauh-jauh sebelum pembuatan film dokumenter kita dimulai.

lantas alur-alur apa yang sesuai dengan keinginan kita ??
itulah alur-alur dimana kita telah dan tengah memulai menjalankan peran kita hingga akhir episode. Di panggung dunia inilah kita bebas memilih dan menentukan alur-alur apa yang ingin kita ambil. karena di panggung dunia inilah segala macam pilihan terbuka luas untuk kita, dan kita bisa memilih sesuai dengan keingin dan kehendak kita.
dipanggung dunia inilah awal roll kamera mulai berputar, dikala kita dilahirkan dan dikala kita telah mampu untuk memilih antara yang benar dan yang salah, dikala kita sudah dinilai mampu untuk memikul semua tanggungjawab atas diri kita sendiri (baligh). dan di panggung inilah yang nantinya roll kamera akan terhenti dikala sudah berakhir episode kita.

akan tetapi, selama kita memerankan peran kita di panggung dunia ini, mulai roll kamera berputar hingga roll kamera berhenti sebagai tanda akhir masa kita, jangan harap kita bisa "mencuri waktu" dikala pergantian roll kamera, atau dikala kelengahan para "crew cameramen", bahkan jangan berharap kita bisa meminta "cut" dan mengulang atas adegan yang telah kita buat. karena hal-hal semacam itu tidak akan pernah terjadi, tidak akan pernah habis roll kamera yang telah siap menyorot kita, dan tidak akan pernah lelah para crew memantau kita.

disetiap detik rekaman yang kita buat tidak akan pernah berhenti dan tidak akan pernah terlewatkan, apapun kegiatan kita, tingkah laku kita atau apapun aktivitas kita tidak akan pernah lepas dari rekaman tersebut.

"No Place To Hide, No Way To Run".

ya kalimat yang sangat tepat untuk mengungkapkan kejelian dan ketelitian dari rekaman dokumenter kita. tidak ada tempat bagi kita untuk sembunyi dan tidak ada jalan bagi kita untuk lari dari kamera yang terus merekam kita, dimanapun kita berada, entah itu di kolong tempat tidur, di mall, di kantor, di sekolah, di jalanan atau dimanapun kita berada kamera tersebut akan terus merekam, merekam dan merekam, kapanpun dan dimanapun, dan yang pasti tidak akan pernah tertukar.

lalu untuk apa film dokumenter tentang kita ??
sesuai dengan kutipan kalimat diatas, film tersebut akan menjadi sebuahfilm dokumentasi kehidupan kita. kalo boleh untuk beranalogi, jika kita bergabung dalam suatu organisasi, dan sedang mengadakan suatu kegiatan atau acara, hampir dapat dipastikan bahwa selalu ada suatu divisi atau bagian dokumentasi yang disebut seksi dokumentasi. tugas dari seksi dokumentasi ini adalah untuk merekam, memotret semua even dan kejadian selama kegiatan berlangsung dan akhirnya untuk suatu laporan.
hampir sama dengan ilustrasi tersebut, dan jika saatnya tiba dokumentasi tentang diri kita tersebut akan menjadi sebuah laporan yang valid dari awal hingga akhir dan tidak akan ada pembelaan dan revisi atas apa yang telah kita dibuat, yang ada hanya pertanggungjawaban.

jadi masihkah kita bisa mengatakan :
" sstttt... gak bakalan ada yang tau ??? "

berhati-hatilah dalam bertindak,
dan semoga di tahun 2009 ini kita bisa membuat suatu rekaman dokumenter yang terbaik sebagai karya kita di akhir nanti.
mari mencoba .

Tidak ada komentar: