Senin, 30 Maret 2009

Antara Bulan dan Bintang

Bulan...
nan anggun dengan sorot cahaya jingganya
begitu elok dan rupawan
tak hayal, kau menjadi pusat perhatian

bulan...
yang benderang pancarkan cahaya lembutmu
yang selalu menemani kemana langkah ini pergi
seolah kau menjadi lentera dalam kegelapan
dan seolah kau menjadi teman dalam kesendirian

dan kau bintang...
nan genit dengan kerlipan-kerlipan cahayamu yang sendu
menggundang mata ini tuk selalu memandangmu
dan membuatku enggan tuk berpaling darimu

dan kau bintang...
nan ceria dan riang dikala kau bertaburan
seolah menggundang diri ini untuk ikut menari
menari dalam riang kegembiraan hati
menari bersama tuk lupakan kesedihan diri

namun...
ingatkah kau bulan
kenapa kau begitu elok dan rupawan ??
dan tahukah kau wahai bintang
kenapa kau begitu mempesona ??

malam...
ya...
semua karena malam

malam yang seolah tlah menebarkan kegelapan
malam yang seolah tlah menebarkan kesunyian
dan malam yang seolah tlah menebarkan kesendirian
telah membuat kau tampak begitu indah, wahai bulan
dan telah membuat kau tampak begitu mempesona wahai bintang

karena malam
kau berhak menjadi pusat perhatian
karena malam
kau bisa tebarkan keceriaan
dan karena malam
kau begitu indah untuk dipandang

selama malam menjelang
kau akan menjadi bidadari tercantik bagi para pemuja malam
kau akan menjadi penari-penari yang genit yang menyenangkan
dan kau akan menjadi pesona terindah sepanjang malam

namun...
akankah itu abadi ??
keindahanmu...
kecantikanmu...
dan keceriaanmu..
akankah semua itu abadi ??

tidak..
tidak akan ada kecantikan yang abadi
tidak akan ada keindahan yang abadi
dan tidak akan ada keelokan yang abadi

jika malam telah beranjak pergi
dan jika telah menjelang fajar pagi
keindahanmu akan terlupakan
kecantikanmu akan terabaikan
dan keelokanmu akan terhapuskan
hingga datang kembali malam